Minggu, 16 Juni 2013

Ternyata, Konselor adalah impianku

Sesuai yang sudah saya post sebelumnya, saya akan berceramah bercerita tentang sejarah bagaimana saya bisa terdampar tersesat di jurusan yang menurut saya mulia. 
MENCARI SEKOLAH ITU TIDAK SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN KAWAN


Itu benar-benar saya rasakan sendiri. Jadi tahun 2011 sistem penerimaan mahasiswa baru dibagi secara nasional, regional, maupun gabungan. Yang nasional nama bekennya SNMPTN saya lupa kepanjanganya silahkan di googling saja. SNMPTN dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap 1 SNMPTN UNDANGAN jadi sistemnya silahkan googling sendiri di peruntukkan bagi siswa yang perolehan nilainya selalu bagus tiap semesternya. Bermodalkan nilai raport yang pas-pasan saya saya ikut-ikutan mencoba mendaftar ya barang kali keterima siapa tahu kan? Waktu itu saya mendaftar dengan mengambil pilihan perguruan tinggi di kota Surakarta yak apa perguruan tingginya? pikir saja sendiri. 
Saya mengambi jurusan yang emmm menurut saya bukan passion saya yang sudah saya sadari dari awal. Jurusan yang tidak main-main. Saya sendiri juga bingung kenapa dulu ngebet banget pingin masuk jurusan itu, ungkin karena kena hasutan setan teman saya, atau Kuasa Allah yang sudah membolak balikkan hati saya, *entahlah*. Keluarga saya, teman-teman saya mendukung 1000% itulah sebabnya saya tidak lolos. Sampai pengumuman itu tiba, saya mungkin terlalu percaya diri atau sombong enahlah tapi saat itu yang saya rasakan saya pasti lolos *sementara nilai-nilai saya kurang menunjang untuk jurusan itu* problem nilai sudah saya sadari tapi kan yang saya tahu “apa yang kita pikirkan akan mensugesti diri kita untuk menerima hasil seperti yang kita pikirkan” *gaje* dan yaaaakk TARAAAAAAAAAAAA hasilnya “MAAF ANDA TIDAK LOLOS SNMPTN UNDANGAN” jujur saya miris dalam hati saya nangis tapi juga nggak kuat nahan tawa. “setiap kita mengambil langkah kita harus memikirkan juga kemungkinan terburuk, sehingga kita bisa merangkai langkah cadangan” *kata bejat*
Orang yang pertama kecewa adalah ibu saya. Ya bagaimana perasaannya saat itu? silahkan anda tanyakan sendiri. bagaimana caranya? jangan googling! dan beliau mengeluarkan kalimat ampuhnya “yasudah, nggak apa-apa mungkin ini bukan jalanmu. masih ada kesempatan, belajar lagi ibu doakan selalu” jujur saya miris. Sebagai anak saya belum bisa berbuat sedikitpun untuk membalasnya bahkan sering-sering mengecewakan. 
SNMPTN TERTULIS saya ikuti dengan harapan kali ini lolos. saya tetap menjatuhkan piihan saya pada universitas dan jurusan yang sama persis seperti yang saya ambil saat jalur undangan. Dan yak saya ujian di kampus yang saya pilih. selama mengikuti ujian disana saya menginap di rumah om saya yang cukup dekat dengan kampus. Dua hari ujian saya tidak meneukan seorang pun teman saya dari demak apa lagi teman SMA saya nothing, ada sih tapi dia ujian di fakultas lain sedangkan saya di FE UNS *uppsss*. Di hari kedua saya mulai pesimis kenapa? yak kurang beberapa menit banyak soal yang belum saya kerjakan soal-soal fisika terutama saya memang lemah di fisika selama 3 tahun mempelajarinya hanya satu dua yang nyantol dan sekarang hilang semua. Sementara saat saya mengintip sebelah saya, hapir seluruh kolom jawaban sudah dia kerjakan hebat dan saya seakin pesimis. setelah keluar saya memang tidak berani ngomong apa-apa badan saya dingin muka saya mulai pucat onsentrasi saya untuk ujian berikutnya melayang!!!!!!
Hingga akhirnya hari pengumuman itu pun datang dan beruntungnya hasil yang saya dapatkan sama “MAAF ANDA TIDAK LOLOS SNMPTN TERTULIS” jujur disitu saya merasa hancur, sakitnya melebihi sakit ketika putus sama pacar. karena ini masalah masa depan! saat itu yang terlintas di pikiran saya hanya “apa iya saya harus nganggur setahun?” nggak ada pikiran jernih lain. Kali itu saya benar-benar nangis dalam bentuk yang sebenarnya. Lagi-lagi ibu saya mengeluarkan kata-kata, sikap dan kasih sayangnya dibalik kekecewaannya yang saya tahu itu pasti dalam. Tapi ya namanya seorang ibu pasti dia tidak ingin menambah hancur perasaan anaknya dengan menunjukkan kekecewaannya. Ternyata UNS jika ada calon mahasiswa yang mendaftar dan bukan putra daerah akan dikenakan pemotongan poin. Pantas saja saya selalu gagal. sudah poin sedikit dipotong lagi. Dan kali ini saya bertekat “NEXT SAYA AKAN LOLOS”. 
*ini lah foto andalan saya saat mendaftar perguruan tingg*
selang beberapa pekan saya meluncur ke solo mendaftar di salah satu perguruan tinggi suasta yang sebelumnya saya sudah mendaftar lagi di UNS melalui jalur swadana dengan hasil yang lagi-lagi GAGAL, niat saya mengambil jurusan yang saa dengan pilihan saya dulu ternyata quota nya sudha penuh dan walhasil saya mengabil jurusan psikologi. Alhamdulillah setelah di tolak berulang kali ada juga yang mau menerima saya. Beberapa hari setelah itu saya meluncur ke UNNES untuk mengikuti SPMU dengan jurusan BIMBINGAN DAN KONSELING. pada dasarnya diberi dua pilihan tapi saya mantapkan hanya mengambil BK. Mengapa BK? Selain ibu saya juga seorang konselor, ternyata bakat saya disana ya dari pada saya menuai kegagalan berulang lebih baik saya memantapkan dengan yang saya mampu. Kali ini saya sanagat optimis semua rasa-rasa pesimis saya gadaikan untukmembayar kost selama satu malam 
Hari pengumuman pun tiba malam harinya pengumuman sudah bisa di akses dan esok harinya adalah hari terakhir verifikasi di PTS yang sudah menerima saya saya sangat berharap kali ini lolos karena jujur saya kurang respect dengan jurusan psikologi *maaf* dan inilah pintu masa depan saya mulai terbuka, saya LOLOS DI UNNES DENGAN JURUSAN KECE BIMBINGAN DAN KONSELING. 
*resmilah sebagai mahasiswa cupu
awal-awal masuk, hati saya masih belum di BK karena saya masih mengidamkan jurusan “ehem”. Dan berniat untuk mencoba lagi tahun depan. Namun setelah dua semester ini saya jalani saya belajar mencintai BK karena menjadi seorang konselor merupakan suatu profesi mulia. Hati saya mulai tertata untuk mencintai BK.
 *saya menemukan merka, sedikit dari ratusan foto yg ada*
KONSELING……….. YES WE CAN
G&C’11 WE ARE ONE
Saya bertekat untuk membuat orang-orang di sekeliling saya bangga terhadap saya dengan cara saya sendiri. 
saya akan mengubah konsepsi BK yang selama ini berkembang di masyarakat dengan konsepsi BK yang sesungguhnya. Bersama my counselor my momster saya ingin membuka praktik konseling AMIN
Untuk masa depan, semua harus dipersiapkan sejak awal karena itu bukalah merupakan pertunjukan sulap yang bisa seketika jadi. semua butuh proses dan perjuangan Setidaknya saya masuk BK adalah “tersesat dijalan yang benar”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar